Fajri Akbar, seorang anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut), menjadi sorotan publikĀ mega wheel online dan viral di media sosial setelah kasus dugaan kekerasan seksual yang menimpanya mencuat pada awal Mei 2025. Kasus ini bermula ketika seorang perempuan berinisial SN, berusia 24 tahun, yang bekerja sebagai marketing di sebuah bank swasta di Sumatera Utara, melaporkan Fajri Akbar atas dugaan tindak kekerasan seksual yang menyebabkan dirinya hamil.
Latar Belakang Fajri Akbar
Fajri Akbar dikenal sebagai politisi muda dari partaiĀ sweet bonanza candyland casino yang cukup berpengaruh di Sumatera Utara. Sebelum terjun ke dunia politik, Fajri memiliki latar belakang pendidikan yang memadai dan aktif di berbagai kegiatan sosial. Kariernya di DPRD Sumut cukup menonjol karena beberapa kali terlibat dalam pengambilan keputusan penting terkait pembangunan daerah dan pengawasan anggaran.
Namun, popularitas Fajri kini memudar karena kasus yang menimpa dirinya. Kasus dugaan kekerasan seksual yang menyeret namanya menjadi bahan perbincangan hangat, bukan hanya di kalangan masyarakat Sumatera Utara, tetapi juga di seluruh Indonesia melalui media sosial dan pemberitaan nasional.
Kronologi Kasus Dugaan Kekerasan Seksual
Menurut laporan yang diterima pihak kepolisian, perempuan berinisial SN melaporkan Fajri Akbar pada awal Mei 2025 dengan tuduhan kekerasan seksual. SN yang berprofesi sebagai marketing bank swasta di Sumatera Utara mengklaim bahwa ia menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Fajri, hingga akhirnya hamil.
Kasus ini segera menjadi viral setelah beredar luas di media sosial dan berbagai platform berita online. Banyak netizen yang ikut mengomentari dan memberikan pendapat mengenai kasus tersebut, menuntut proses hukum yang adil dan transparan agar kasus ini dapat segera terungkap kebenarannya.
Dampak Kasus Terhadap Karier Fajri Akbar
Setelah kabar ini mencuat, karier politik Fajri Akbar mengalami tekanan besar. Beberapa pihak dari partainya maupun masyarakat menuntut agar Fajri mundur sementara dari jabatannya sebagai anggota DPRD Sumut agar proses hukum tidak terganggu dan memberikan ruang kepada penegakan hukum yang objektif.
Kasus ini juga menjadi perhatian media massa, baik lokal maupun nasional. Berbagai laporan dan update kasus terus dipantau oleh publik, mengingat isu kekerasan seksual yang masih menjadi masalah serius di Indonesia.
Respons dan Tanggapan dari Berbagai Pihak
Pihak kepolisian Sumatera Utara telah mengonfirmasi bahwa laporan telah diterima dan sedang dalam proses penyelidikan. Sementara itu, keluarga dan tim kuasa hukum Fajri Akbar menyatakan bahwa mereka akan memberikan pembelaan yang seadil-adilnya, dan mengharapkan proses hukum berjalan tanpa tekanan dari publik maupun media.
Di sisi lain, aktivis perempuan dan organisasi masyarakat sipil menyoroti pentingnya perlindungan bagi korban kekerasan seksual dan menuntut agar kasus ini menjadi contoh penegakan hukum yang tegas tanpa pandang bulu.
Kesimpulan
Kasus dugaan kekerasan seksual yang menyeret nama Fajri Akbar, anggota DPRD Sumatera Utara, menjadi sorotan besar di tahun 2025. Dengan laporan yang disampaikan oleh SN, seorang pegawai bank swasta berusia 24 tahun, kasus ini tidak hanya menguji integritas politik Fajri, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperkuat perlindungan hukum bagi korban kekerasan seksual di Indonesia.
Masyarakat dan netizen berharap agar proses hukum berjalan transparan dan adil, sehingga kebenaran dapat terungkap tanpa ada yang dirugikan. Kasus ini juga membuka diskusi lebih luas mengenai isu kekerasan seksual di dunia kerja dan pemerintahan yang harus mendapat perhatian serius.